ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Dubes Uni Eropa bertemu Bupati Penajam Paser Utara

October 28, 2021 by  
Filed under Ekonomi & Bisnis

Vivaborneo.com, Penajam — Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan melakukan pertemuan dengan Bupati PPU Abdul Gafur Mas’ud. Dalam pertemuan ini kedua belah pihak membahas kerjasama bisnis dan perdagangan. Delegasi Uni Eropa  tertarik berinvestasi setelah PPU  ditunjuk sebagai calon ibu kota negara.

Delegasi Uni Eropa dipimpin oleh Duta Besar Uni eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Vincent Piket bertemu langsung dengan Bupati PPU dalam lawatannya ke Kaltim pada Rabu (27/10/2021).

“Kita ada rencana untuk melakukan studi terhadap pembangunan fasilitas kantor baru di wilayah ibu kota. Tetapi kita masih menunggu konfirmasi dari pemerintah pusat tentang undang- undang tentang ibukota baru ini,” ujar Vincent Piket.

Dalam kunjunganya ini, Dubes Uni Eropa Vincent Piket membahas terkait kesiapan lahan dan hal-hal seputar hadirnya ibu kota negara baru di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara Kaltim. 

Setelah mengadakan pertemuan dengan Abdul Gafur Mas’ud, Dubes Uni Eropa dan rombongan berkesempatan meninjau lokasi pembangunan calon ibu kota baru di Kecamatan Sepaku.

Sementara itu, dalam pertemuannya, Bupati PPU,  Abdul Gafur Mas’ud menjelaskan potensi yang dapat ditumbuhkembangkan dalam bidang perdagangan,  investasi dan lainnya pada empat kecamatan. 

Bupati menjelaskan terkait persiapan dan pembangunan ibu kota negara yang sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah pusat. Namun ke depan ketika pemerintah pusat membangun pusat pemerintahan baru, Kabupaten PPU akan membangun tiga kota satelit sebagai pendukung sarana konektivitas wilayah, termasuk hadirnya pendatang dari luar kabupaten  dengan merujuk konsep  pembangunan kota dengan konsep  forest city.

“Pembangunan kota satelit ini sangat membuka peluang kerjasama dan investasi sehingga mendukung proses terwujudnya pembangunan di Kabupaten Penajam Paser Utara bersama dengan hadirnya ibu kota negara serta sarana pendukung lainnya,” ujarnya.

Abdul Gafur sangat berterima kasih atas kunjungan delegasi Uni eropa di tanah PPU, sebagai bentuk sinergi penjajakan perdagangan dan investasi pembangunan. Sebut saja, pengembangan teknologi, pembangunan infrastruktur, energi, hingga perkebunan.

“Saya informasikan bahwa kain batik asal PPU saat ini  sudah beredar di beberapa negara Eropa. Semoga pertemuan kali ini dapat menjadi jalan kesuksesan bagi kita semua,” ujarnya.(Vb/Yul/Ma)

Uni Eropa Jajaki Kerja Sama Peluang Perdagangan di Kaltim

October 26, 2021 by  
Filed under Ekonomi & Bisnis

Vivaborneo.com, Samarinda — Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia melakukan pertemuan bisnis dengan pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam,  Vincent Piket bertemu dengan Gubernur Kaltim  H. Isran Noor di Kantor Gubernur Kaltim, pada Selasa (26/10/2021).

Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari Perjanjian Kerja Sama ekonomi Komprehensif Indonesia – Uni eropa (IEU-CEPA) yang tengah dirundingkan, serta untuk membahas peluang perdagangan dan investasi dengan para pemangku kepentingan di provinsi Kaltim.

“Selama lebih dari 30 tahun Uni Eropa telah bermitra dengan Indonesia untuk meningkatkan kerjasama perdagangan dan investasi.  Tahun 2019 Uni Eropa meluncurkan program 5 tahun ARISE+ Indonesia Trade Support Facility  senilai 5 Juta Euro,” ungkap Piket.

Kedatangan delegasi Uni Eropa, ujar Piket,  selain mendorong perdagangan dan kerjasama lainnya,  juga menjajaki investasi Uni eropa (UE) ke Kaltim, misalnya pada proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan di Kabupaten Kutai Timur, Taman Industri Kariangau dan pengelolaan sampah di Balikpapan, serta proyek jembatan tol Balikpapan-Penajam Paser Utara. 

Vincent Piket sangat terkesan dengan Provinsi Kalimantan Timur yang luas dan memiliki sumber daya alam yang melimpah. Kaltim juga dianggap sebagai provinsi yang strategis karena adanya rencana Presiden Joko Widodo memindahkan Ibu Kota Jakarta ke Kaltim.

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Vincent Piket.

Menurutnya, Kaltim adalah salah satu provinsi terbesar di Indonesia dengan peluang investasi yang luas di sektor sektor seperti minyak dan gas industri pengolahan konstruksi serta pertanian dan perikanan. 

Ini dapat menarik investasi asing khususnya dari UE yang lebih besar di masa depan. Apalagi rencana pemerintah RI untuk memindahkan ibu kota negara ke provinsi Kaltim.

“Gagasan pemindahan ibu kota negara ke Kaltim sangat strategis dan harus didukung. Jakarta sudah sangat padat. Provinsinya sangat luas hampir sama dengan lima kali lipat negara Belgia. Saya sangat terkesan dengan Kaltim,” ujarnya. 

Sementara itu, Gubernur Kaltim Isran Noor berharap melalui pertemuan ini dapat mendorong investor Eropa untuk berinvestasi di Kaltim. Apalagi Uni Eropa dan Indonesia telah menjalin hubungan yang sangat harmonis.

Isran juga menjelaskan beberapa keunggulan Kaltim seperti kayanya sumberdaya migas, batubara dan perkebunan kelapa sawit. Dijelaskan Isran jika 60 persen ekspor batu bara Indonesia berasal dari Kaltim.

“Selain menarik mereka (untuk) berinvestasi, kita juga ingin agar produk-produk Kaltim dapat masuk ke pasar Eropa. Karena itu kami berharap para pelaku usaha dapat membuka wawasan bagaimana meningkatkan potensi ekspor perdagangan,” ujarnya.

Pada kesempatan ini delegasi Uni Eropa juga akan meninjau calon ibukota negara yaitu Kabupaten Penajam Paser Utara dan bertemu dengan Bupati Abdul Gafur Masud untuk membahas potensi kerjasama.

Sebelum pertemuan ke Kalimantan Timur Uni Eropa telah menyelenggarakan kunjungan bisnis CEPA dengan pemerintah provinsi Maluku, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Sumatera Selatan. 

Uni Eropa adalah persatuan ekonomi dan politik dari 27 negara anggota dengan jumlah penduduk 470 juta jiwa.  Negara anggota Uni Eropa yaitu Belgia, Bulgaria, Republik Ceko, Denmark,  Jerman, Estonia,  Irlandia,  Yunani,  Spanyol,  Prancis,  Italia,  Siprus, Latvia, Lithuania,  Luksemburg, Hungaria,  Malta,  Belanda, Austria, Polandia,  Portugal,  Romania, Slovenia, Slovakia,  Finlandia dan Swedia.(Vb/ YuL)