ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Pengabaian Norma Agama Akibatkan Krisis Moral

December 4, 2010 by  
Filed under Religi, Sosial & Budaya

Share this news

SAMARINDA–vivaborneo.com, Pengabaian norma agama dan hukum agama dimasyarakat dapat mengakibatkan terjadinya krisis moral. Maka, dakwah agama pada masyarakat dewasa ini sangat penting, terlebih umat tampaknya sangat haus akan siraman rohani (keimanan).“Saat ini kita berada pada situasi dan kondisi kehidupan yang masih diliputi berbagai krisis moral dan persoalan, seperti diabaikannya norma-norma agama dan hukum kemasyarakatan,”  kata Gubernur Kaltim dalam sambutannya yang disampaikan Plh Kepala Biro Sosial Ahmad Subadi pada pembukaan Orientasi Pengurus Majelis Ta’lim se-Kaltim di Samarinda.

Menurut dia, krisis moral itu tergambar dengan banyak terjadinya penyakit sosial yang ditandai dengan maraknya penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang, perjudian, pelacuran, pertikaian, pembunuhan, pemerkosaan dan masalah sosial kemasyarakatan lainnya.

Selain itu, masih rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki masyarakat, bahkan ada masyarakat yang masih belum mengenal aksara, baik aksara Latin maupun Arab.

Sementara itu, untuk dapat berperanserta pada pembangunan dan pengabdian diri dalam lapangan kehidupan di dalam masyarakat. Maka sangat diperlukan insan yang unggul. Yaitu, SDM yang berkualitas, menguasai ilmu pentetahuan dan teknologi (Iptek), serta yang beriman dan bertakwa (Imtak) kepada Tuhan Yang Maha Esa.

“Kegiatan utama dalam suatu majelis ta’lim adalah pendidikan dan da’wah. Namun, seiring dengan perkembangan  ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi (Iptek), metode pendidikan dan dakwah harus pula menyesuaikan dengan kondisi yang ada,” jelasnya.

Pengurus majelis ta’lim harus terus berusaha meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan keterampilan yang sejalan dengan peran dan fungsinya. Majelis ta’lim memiliki fungsi keagamaan, pendidikan, sosial, ekonomi dan fungsi ketahanan bangsa.

” Penyelenggaraan orientasi ini, diharapkan mampu  meningkatnya pengetahuan dan wawasan para pengurus majelis ta’lim. Pemprov Kaltim menyadari posisi Majelis Ta’lim di era reformasi ini sangat strategis dipandang dari aspek manapun, serta telah mampu membuktikan eksistensinya sebagai pemberi motivasi dan nafas keagamaan dan potensi umat,” harapnya.

Orientasi Majelis Ta’lim diselenggarakan Biro Sosial Setprov Kaltim selama dua hari dan diikuti sebanyak 40  peserta dari pengurus di delapan kabupaten dan kota di Kaltim, seperti Samarinda 12 orang, Balikpapan tujuh orang, Kutai Kartanegara tujuh orang, Paser dua orang, Kutai Timur tiga orang, Kutai Barat dua orang, Bontang empat orang dan Penajam Paser Utara tiga orang. (vb/mas)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.