ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Kars Sangkulirang-Mangkalihat Cadas Tertua Di Dunia

December 18, 2018 by  
Filed under Lingkungan Hidup

Share this news

Bandung, vivaborneo.com, Publikasi penelitian terbaru yang dilakukan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Griffith University Australia didampingi oleh Praktisi Karst, Dr. Pindi Setiawan dari ITB dan Balai Purbakala dan Cagar Budaya memperkirakan  perhitungan pertanggalan gambar cadas di Kars Sangkulirang-Mangkalihat  berumur 40.000 tahun, sehingga saat ini diasumsikan sebagai gambar cadas tertua di dunia.

Dr. Pindi Setiawan yang dikenal sebagai praktisi karst  telah mendata dan meneliti Kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat ini sejak pertengahan tahun 90-an. Menurut Pindi, kekayaan kars yang dimiliki oleh Kaltim sangat unik dan beragam.

Bahkan, gambar cadas yang ada diperkirakan tertua diantara gambar cadas yang ada di beberapa belahan dunia.

“Potensi kars Sangkulirang-Mangkalihat ini milik Kaltim. Orang Kaltim harus bangga memiliki kekayaan yang begitu indah,” ujarnya.

Sementara itu,  M. Fauzan Noor dari unsur akademisi di Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) mengatakan bahwa jika nanti UNESCO telah menetapkan kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat menjadi warisan dunia, maka akan berdampak terhadap sektor pariwisata di Kaltim.

“Para wisatawan internasional pasti akan ingin lebih tahu secara dekat tentang keberadaan gambar cadas tersebut, terutama cap tangan dan binatang purba di dalam gua dan ceruk  tersebut, pastinya akan meningkatkan kunjungan wisatawan, terutama peneliti dan peminat arkeologi,” ujarnya.

Fauzan yang juga merupakan Direktur Promosi dari Badan Promosi Pariwisata Kaltim (BPPD Kaltim), menegaskan perlunya membuat Tata Kelola Destinasi yang menyangkut Standar Operasional Prosedur (SOP), untuk membatasi jumlah kunjungan wisatawan, menggunakan pemandu lokal sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat, serta membuka jalur akses terbatas. Artinya tidak semua gua dan ceruk dalam kawasan tersebut dibuka untuk konsumsi wisatawan, namun hanya beberapa saja agar kelestarian alam dan lingkungan sekitar tetap terjaga.

“Setelah selesainya pengisian naskah nominasi ini, tim akan segera mengirimkannya kepada pihak UNESCO untuk ditelaah. Dan kita masyarakat Kaltim berharap Kawasan Karst Sangkulirang -Mangkalihat ini segera mendapatkan pengakuan sebagai situs warisan dunia,” harap Fauzan.(vb/yul/foto:demmy aditya dan kebudayaan.kemendikbud.go.id)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.