ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Balitbangda Kaji Fenomena Air Bangar

December 23, 2010 by  
Filed under Kalimantan Timur

Share this news

SAMARINDA–vivaborneo.com, Fenomena air bangar yang kerap terjadi di sepanjang alur Sungai Mahakam tak luput dari perhatian Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kaltim. Air bangar selalu menjadi masalah bagi para petani pemelihara ikan, khususnya pengelola keramba.
“Fenomena air bangar sebenarnya sudah terjadi sejak lama, namun sampai saat ini kajian dan penelitian komprehensif tentang fenomena ini masih sangat terbatas. Balitbangda dibantu sejumlah lembaga seperti Universitas Mulawarman (Unmul) mencoba melakukan kajian mengenai fenomena ini,” kata Kepala Balitbangda Kaltim, Dr H Syachrumsyah Asri saat membuka Quick Reseach Fenomena Air Bangar Terhadap Petani Ikan Keramba Sungai Mahakam di Aula Balitbangda Kaltim, Rabu (22/12).

Fokus grup diskusi ini diharapkan dapat memberi masukan dan informasi bagi peneliatian yang lebih jauh tentang fenomena air bangar. Pada diskusi tersebut, Balitbangda menghadirkan tiga pemateri dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautam Unmul, serta mengundang para petani keramba, instansi terkait seperti Dinas Perikanan dan Kelautan dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kaltim, termasuk instansi teknis terkait Samarinda dan Kutai Kartanegara.

Fenomena air bangar bagi para petani pemelihara ikan keramba yang memanfaatkan alur sungai Mahakam dari Muara Muntai (Kutai Kartanegara) hingga Palaran (Samarinda) tentu selalu merugikan. Pasalnya, ikan-ikan yang sedianya akan dipanen harus menjadi korban dari fenomena tersebut. Selanjutnya, hasil ikan tidak lagi dapat dijual. Kalaupun bisa dijual, harga ikan cenderung akan mengalami penurunan sangat drastis.

“Bagi pemerintah, fenomena ini juga berpotensi menganggu ketenangan daerah yang diakibatkan oleh keresahan masyarakat dan menurunnya pendapatan masyarakat,” ujar peneliti senior di Kaltim tersebut.

Selain melakukan penelitian untuk fenomena air bangar ini, Balitbangda lanjut Syachrumsyah telah merencanakan membuat satu model percontohan pengelolaan keramba di daerah Sempaja Samarinda. Rencana tersebut akan mendapat dukungan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kaltim, khususnya dalam penyediaan lahan.

Rencananya, lahan seluas 2,1 hektar tersebut akan digunakan sebagai media percontohan yang terintegrasi untuk mendukung pengelolaan keramba. Tujuannya agar masyarakat yang tidak berada di sekitar sungai pun dapat melakukan pengembangan ikan dengan pola keramba yang terintegrasi dengan model pertanian.

“Selain untuk mendukung program 500.000 keramba yang diprogramkan gubernur, integrasi yang akan dikembangkan diharapkan dapat membantu produktifitas petani keramba,” imbuh Syachrumsyah. (vb/sam)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.