Pak Ableh dan H2O
November 19, 2010 by admin
Filed under Serba-Serbi
Tidak berlebihan rasanya ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi pujian kepada Gubernur Awang Faroek saat berhasil meredakan ketegangan akibat konflik di Tarakan, belum lama ini. Ketika itu, bahkan SBY berani mengatakan Kaltim layak menjadi percontohan nasional dalam hal pencegahan dan penanganan konflik. Tidak berlebihan pula karena selain piawai menyusun konsep pembangunan yang visioner, Gubernur Awang Faroek ternyata banyak menyimpan kiat jitu dalam setiap penanganan masalah, terutama saat terlibat dalam perundingan.

Awang Faroek ishak
Contoh terakhir adalah ketika dilakukan perundingan antara pengurus Yayasan Melati dan Pemprov Kaltim di Ruang Rapat Tepian II Kantor Gubernur, Selasa (16/11) lalu. Saat kesepakatan belum dicapai secara utuh dan suasana rapat masih memungkinkan memanas kembali, Gubernur Awang Faroek tiba-tiba saja melempar joke yang kemudian membuat peserta perundingan tersenyum, tertawa dan kembali dalam suasana yang cair hingga tercapainya kesepakatan.
”Kalau kita ingat film Si Unyil jaman dulu, ada Pak Ogah, ada Pak Ableh. Orang dulu suka bilang, itu perasaanmu aja Bleh. Ya, kira-kira seperti itu,” ujar gubernur, menanggapi penjelasan H Rusli seputar kesan seolah-olah dirinya sudah menjadi pemilik yayasan. Komentar gubernur tersebut sontak membuat suasana rapat kembali mencair dengan tawa dan senyum. Gubernur juga menjelaskan, mengenai hal itu pun ia telah menjelaskan kepada para siswa dan komite sekolah.
Sesekali diselingi bahasa daerah Kutai, gubernur mengajak seluruh peserta perundingan berpikir positif demi kemajuan pendidikan, khususnya di Kaltim. Sementara untuk hal-hal yang masih bisa dimusyawarahkan, gubernur meminta hal tersebut segera dilakukan dengan suasana hati yang tenang sehingga tidak berimbas pada proses belajar para siswa. Gubernur juga memberi apresiasi tinggi terhadap seluruh perintis dan pengurus yayasan yang telah mengabdikan waktu mereka bagi kemajuan pendidikan di Kaltim.
Joke lain yang tak kalah seru yang disampaikan adalah ketika gubernur menyebut istilah kimia (reaksi dekomposisi hidrogen peroksida menghasilkan air), yakni H2O untuk menyapa Drs Hermain Okol, yang hadir sebagai anggota pengawas Yayasan Melati. Usai memberi nasehat damai, Hermain Okol lalu menyerahkan kendali rapat kepada gubernur yang menjadi pemimpin pertemuan. Lalu gubernur segera menyahut,”Baik trimakasih, H2O.”
Mendengar jawaban tersebut, Hermain Okol dan yang lain lalu tertawa. Buru-buru gubernur memberi sahutan pamungkas dengan mengatakan,”Siapa yang berani membantah H2O? Haji Hermain Okol.” Yang lain kemudian tak mampu menahan tawa dan pertemuan pun berjalan lancar hingga akhirnya mencapai kesepakatan. (vb/sam)
Respon Pembaca
Silahkan tulis komentar anda...