ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Keluarga Berperan Tingkatkan Kualitas Kesehatan

November 12, 2010 by  
Filed under Kalimantan Timur

Share this news

SAMARINDA–vivaborneo.com, Pentingnya  peranan  keluarga  dalam  meningkatkan kualitas kesehatan di masyarakat, bangsa dan negara. Dan ditanamkan perilaku  hidup yang bersih dan  sehat sejak  dini  dalam  keluarga, sehingga dapat menciptakan  keluarga yang  sehat. “Karena keluarga merupakan  unit    terkecil  dari  suatu bangsa.  Di  dalam  keluarga  terjadi  interaksi  dan komunikasi  antara ayah, ibu, dan anak yang menjadi awal penting dari suatu  proses  pendidikan, terutama dalam menanamkan prilaku hidup yang sehat,” kata Menteri Kesehatan  Dr Endang Rahayu Sedyaningsih dalam sambutannya yang dibacakan Wakil Gubernur Kaltim H Farid Wadjdy pada Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-46  di Halaman Kantor Gubernur Kaltim, Jumat (12/11).

Selanjutnya,  keluarga yang sehat akan membentuk  masyarakat, desa dan kelurahan  sehat, kecamatan  sehat,  kabupaten  dan  kota  sehat,  provinsi sehat  dan  bangsa  sehat.    Dan tentunya bangsa  yang  sehat  yang memiliki derajat kesehatan masyarakat yang tinggi akan meningkatkan  produktivitas  bangsa.

Oleh karena  itu,  keluarga yang sehat merupakan investasi bangsa, khususnya bagi  pembangunan  sumber  daya  manusia yang produktif.  Sebab Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator komposit dari  pembangunan  kualitas  suatu  bangsa  yang  diukur  dari  tingkat pendidikan, derajat kesehatan dan tingkat perekonomian bangsa  tersebut.

Undang-Undang  Nomor  36  Tahun  2009  tentang Kesehatan,  mengamanatkan  bahwa  Pembangunan Kesehatan  ditujukan  untuk  meningkatkan  kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar  terwujud  derajat  kesehatan  masyarakat sebagai investasi bagi pembangunan sumber  daya manusia  yang  produktif  secara sosial dan ekonomis.

“Untuk  melaksanakan  amanat  UU tersebut,  komitmen  pemerintah  diwujudkan  dengan diterbitkannya  Rencana  Pembangunan  Jangka  Panjang Kesehatan  (RPJPK) 2005-2025, yang antara lain dijabarkan  dalam  Rencana  Pembangunan Jangka Menengah Kesehatan (RPJMK) 2010-2014 dan dituangkan dalam  Keputusan  Presiden Nomor 5  Tahun 2010,” jelasnya.

Dalam RPJMN  mengamanatkan  pencapaian  Umur Harapan Hidup Manusia Indonesia menjadi 72 tahun, penurunan Angka Kematian Bayi   menjadi  24  per  1000 kelahiran hidup, penurunan Angka Kematian Ibu  menjadi 118  per  100 ribu kelahiran, serta penurunan  prevalensi gizi kurang pada balita menjadi kurang dari 15 persen.

Upaya pencapaian  sasaran ini  diperkuat  dengan komitmen Pemerintah untuk mencapai  sasaran Millenium  Development  Goals (MDGs) yang didukung pemantapan pemberdayaan masyarakat melalui penguatan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti Program Desa Siaga, Revitalisasi  Posyandu  dan Reformasi  Puskesmas dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif.

“Banyak  permasalahan  kesehatan  yang  dapat diatasi bila  aspek perilaku diperhatikan. Keluarga sehat berkaitan erat dengan  Perilaku  Hidup  Bersih  dan Sehat (PHBS)  didalam rumah tangga, sehingga pada 2014 PHBS di Rumah Tangga Indonesia mencapai  70 persen,” ujar Endang Rahayu Sedyaningsih.

Pada peringatan HKN ke-46 ini dilakukan pula pemberian piagam penghargaan kepada Tenaga Teladan Kaltim 2010 dalam kategori Tenaga Dokter dan Dokter Gigi Teladan untuk drg Imam Sujono, drg Taufik Agus Darmawan dan dr Kusuma Wijayanti.

Juga dalam kategori Tanaga Gizi Teladan untuk H Eksa Agung Darojat, Nurul Fajariyah dan Dewi Safarina. Kategori Tenaga Kesehatan Masyarakat Teladan untuk Deni, Dian Ari Susanti  dan Yona Falin.

Kategori Tenaga Perawat/Bidan Teladan untuk Yece Mafagau, Hj Siti Aminah dan Hj Handriyana. Juga penyerahan tas perangkat sekolah dan buku-buku tentang kesehatan kepada Dokter Kecil pemenang IDI Award Kaltim 2010 untuk Nur Chofifah Rahman dari Kabupaten Paser, Endri Nabila Bahrah dari Bontang dan Chofifah Nur  dari Balikpapan.

Acara juga dirangkai penyerahan kelambu dalam rangka mencegah malaria secara simbolis kepada kabupaten yang dianggap sebagai daerah merah atau endemis malaria, seperti Kabupaten Panajam Paser Utara, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Bulungan.(vb/mas)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.