ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Kaltim Berpeluang Kelola Migas

August 11, 2011 by  
Filed under Kalimantan Timur

Share this news

SAMARINDA – vivaborneo.com, Kepala BP Migas Pusat, R. Priyono menyambut baik keinginan Kaltim untuk mengelola beberapa blok minyak yang berada di wilayah Kaltim, tetapi Priyono mengingatkan bahwa investasi dalam pengelolaan migas sangat besar dan memiliki resiko yang sangat tinggi.
Hal itu disampaikan Priyono saat bersilaturahmi dan berbukapuasa antara kontraktor-kontraktor yang tergabung dalam BP MIGAS dengan Gubernur Kaltim dan stafnya di Lamin Etam, Rabu (10/8).
Dirinya menyerankan jika Pemprov Kaltim tetap ingin mengelola migas juga, maka haruslah dimulai dengan mengelola obyek yang telah beroperasi.

“Ada satu perusahaan asing, baru-baru ini  telah kehilangan Rp2 tiliun selama enam bulan dan tidak mendapatkan apa-apa, lenyap begitu saja, karena berbagai kendala di lapangan” ujarnya mengingatkan.

Menurutnya, BP MIGAS memang hanya berperan  untuk mencari investor, walaupun  lebih memprioritaskan investor asing tetapi  untuk pengelolaan migas ke depan memang harus memperhatikan pemerintah daerah setempat.

Selama ini, lanjutnya,  Sumber Daya Alam (SDA) minyak dan gas masih sangat penting dan strategis terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bahkan peneriman Negara sebesar 30 persennya masih bersumber dari minyak dan gas serta bahan mineral lainnya.

“Satu sisi kita bangga dengan hasil migas Indonesia yang selama ini kita produksi tetapi satu sisi lainnya kita prihatin karena biasanya satu Negara maju tidaklah  bergantung pada minyak dan gas tetapi bergantung pada industri  dan sektor non migas lainnya, “ ujarnya.

Sehingga, lanjutnya, jika terjadi sedikit saja goncangan pada harga migas, maka pemerintah akan sangat sulit mengambil keputusan karena akan berpengaruh pada situasi politik dalam pemerintahan.
Sehingga pemerintah kini tidak saja berharap pada migas, tetapi telah berubah menuju pada pemakaian batu bara sebagai pengganti bahan bakar fosil, padahal minyak Indonesia yang produksinya telah mencapai 2,5 juta barel per harinya diharapkan dapat tergantikan dengan batu bara.

“Ke depan memang kita dorong Pemerintah daerah untuk ikut serta mengelola migas yang ada di wilayahnya. Hal itu dimungkinkan dengan beberapa syarat yang tidak mustahil dapat dipenuhi,” ujarnya. (vb/yul)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.