ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Gubernur Janjikan Pengembangan 700 Ribu Hektar HTI

August 10, 2011 by  
Filed under Berita

Share this news

SAMARINDA – vivaborneo.com, Gagasan baru kembali dilontarkan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak terkait pembangunan pertanian di Kaltim. 700 ribu hektar  akan disiapkan untuk mendukung pengembangan Hutan Tanaman Industri (HTI) di Kaltim.

“Program sawit dan berbagai industri turunannya tetap dilanjutkan. Tapi kita juga akan kembangkan HTI. Kita akan kembangkan hingga 700 ribu hektar,” kata Awang Faroek saat membuka Pertemuan Para Pihak Dukungan dan Peran Serta Masyarakat Sipil dalam Pembangunan Ekonomi Hijau (Green Economy) di Pendopo Lamin Etam, Rabu (10/8).

Penegasan Faroek terkait erat dengan rencana strategi pembangunan Kaltim jangka panjang yang mengarahkan kebijakan pembangunan ekonomi pada pengembangan pertanian dan industri berbasis sumber daya alam terbarukan. Pasalnya, ketersediaan sumber daya alam tak terbarukan (non renewable resourses) pada saatnya pasti akan habis.

Pembukaan lahan untuk pengembangan HTI dengan target 700 hektar tersebut, menurut Faroek lebih baik  untuk kepentingan ekonomi Kaltim jangka panjang, bila dibandingkan dengan pemanfaatan lahan untuk tambang batubara.

Dari sisi ekonomi dan nilai jual saat ini, batubara mungkin lebih menguntungkan dibanding pengelolaan HTI. Secara nasional, pengaruhnya juga sangat besar terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Tetapi manfaat langsung yang dirasakan masyarakat dari eksploitasi tersebut masih sangat minim dibanding   resiko kerusakan lingkungan dan resiko ekologi lainnya.

“Karena itu, saya minta kepada para pengusaha agar mereka membangun industri pengolahan di Kaltim. Tujuannya agar ada nilai tambah pada saat produk itu akan dikirim ke luar Kaltim,” tegas Faroek.

Senada dengan Gubernur Awang Faroek, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres)  yang  juga mantan Menteri Lingkungan Hidup Prof DR Emil Salim memberikan apresiasi yang tinggi atas semangat Pemprov dan masyarakat Kaltim untuk membangun daerah dengan  tetap menjaga prinsip kelestarian lingkungan.

Secara khusus Emil Salim  mengecam keras sejumlah perusahaan pertambangan yang masih melakukan eksploitasi tanpa mengindahkan faktor kelestarian lingkungan.

“Jangan hanya meninggalkan lubang-lubang di Kaltim. Keselamatan lingkungan juga harus diperhatikan. Pembangunan berbasis tambang itu baik, asalkan keselamatan lingkungan juga diperhatikan. Secara khusus saya memberikan apresiasi  atas semangat  dan kebijakan pembangunan Kaltim yang tetap hijau,”  puji Emil Salim yang datang ke Kaltim bersama istri tercinta, Rossminni Salim.

Ia juga memuji semangat Gubernur Awang Faroek yang gigih berjuang untuk membangun Kaltim dengan  tetap menjaga kelestarian alam. Menurutnya, Gubernur Awang Faroek adalah pemimpin yang memiliki visi jauh ke depan dalam mempertimbangkan masa depan rakyatnya.

“Kekuatan sumber daya alam tak terbarukan ini pasti akan habis. Kalau kita tidak mempersiapkannya dari sekarang, maka saat semua habis, maka Kaltim akan jatuh. Yang tertinggal hanya lubang-lubang galian tambang,” tegas Emil.

Karena itu, pembangunan dengan format Kaltim Hijau tersebut sudah semestinya  berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Menurut dia, menjadi sia-sia pembangunan dengan pola Kaltim tetap hijau jika masyarakat Kaltim ternyata belum juga lepas dari kemiskinan. Artinya, pembangunan dengan pola hijau juga harus memberikan nilai tambah secara ekonomi kepada masyarakat dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Seperti diberitakan sebelumnya, khusus untuk pengembangan HTI tahun ini sejumlah investor sudah bersiap masuk ke Kaltim dengan dana investasi mencapai triliunan rupiah. Luas areal yang digunakan pun telah mencapai ratusan ribu hektar. 3 perusahaan dengan luas areal tertinggi adalah PT   Silva Rimba Lestari dengan 88.000, hektar, PT. Permata Borneo Abadi dengan 49.000 hektar dan PT. Santan Borneo Abadi di areal 37.825 hektar. (vb/sam)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.