ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Minggu, Mengulur Naga dan Belimbur

July 31, 2009 by  
Filed under Erau

Share this news

TENGGARONG – Penutupan Pesta Adat dan Budaya Erau Kutai Kartanegara (Kukar)  ditandai dengan merebahkan Tiang Ayu Pada  3 Agustus. Namun sebelum merebahkan Tiang  Ayu, ada prosesi yang ditunggu-tunggu masyarakat yaitu Mengulur Naga, yang dilaksanakan pada hari Minggu (2/8) yang dirangkai dengan Belimbur (saling siram air).

Sri Wahyuni

Sri Wahyuni

Upacara adat Mengulur Naga tersebut juga dirangkai dengan ritual adat lainnya diantaranya Beumban dan  Begorok.

Kabag Humas dan Protokol Setkab Kukar Sri Wahyuni mengatakan, Mengulur Naga dilakukan di halaman Museum Mulawarman atau Keraton Kesultanan Kutai sekitar pukul 10 pagi.

“Sebelum Naga diturunkan ada pembacaan riwayat singkat tentang Naga tersebut dan  sambutan dari Pj Bupati dan Gubernur,” papar Sri.

Setelah itu, sepasang Naga dibawa ke dermaga depan Museum Mulawarman untuk dibawa ke Kutai Lama. Dalam perjalanannya, Naga tersebut akan disinggahkan di  Samarinda Seberang untuk dilakukan prosesi adat Naga Bekenyawa.

Sri menjelaskan, bahwa pada saat Naga tersebut diturunkan untuk dibawa Ke Kutai Lama, Belimbur tidak serta merta dilakukan karena masih menunggu Air Tuli yang diambil di Kutai Lama.

Sementara itu setelah Naga dibawa ke Kutai Lama, di Museum dilaksanakan upacara adat Begorok dan Beumban. Lalu setelah Air Tuli tersebut datang,  maka Sultan Salehoeddin II  turun ke Rangga Titi (tempat duduk yang terbuat dari Bambu) yang ditempatkan di dermaga depan Museum Mulawarman. Pada prosesi di rangga titi itu, Sultan membasuh muka dengan air tersebut, lalu memercikkan air ke orang-orang sekelilingnya  tanda belimbur resmi dimulai.
Dimulainya Belimbur  juga ditandai dengan bunyi  serine dari Pemadam Kebakaran, baru masyarakat juga boleh belimbur.

Naga Erau

Sepasang Naga Erau yang siap dibawa ke Kutai Lama

Sri berharap kesadaran warga dan pengunjung yang berada diTenggarong supaya mematuhi ketentuan belimbur tersebut. Belimbur harus menggunakan air yang bersih, serta tidak mencederai atau menyakiti pengunjung.

”Karena makna Belimbur tersebut adalah pembersihan diri, jadi gunakan air yang bersih. Serta tetap menjaga ketertiban,” imbaunya. (hmp03)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.