ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Berkat Pamsimas, Baju Sekolah yang Kekuningan Kini Putih Cemerlang

August 24, 2022 by  
Filed under Profil

Kualitas air Pamsimas Desa Saliki milik BUMDes Mekar Sejati setelah “dipecah” dengan cara aerasi bertingkat.

Seperti pada daerah pesisir umumnya di Kalimantan, lapisan bawah tanah memiliki sedimentasi lumpur yang berasal dari tumbuhan yang lapuk ribuan tahun yang lalu. Tumbuhan yang telah terjebak di dalam tanah ini menimbulkan bau tak sedap pada air. Selain itu kualitas air yang memiliki zat besi tinggi, warna airnya kuning kecokelatan.

Masyarakat Desa Saliki, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, misalnya, telah merasakan air baku mereka yang tidak layak untuk digunakan mencuci pakaian apalagi untuk dikonsumsi.

“Kalau dahulu, anak-anak sekolah dari Desa Saliki ini dapat dibedakan dengan baju anak sekolah lainnya di Muara Badak. Karena baju putih kami warnanya sedikit kekuningan,” ujar Maria (41)  tertawa mengenang masa kecilnya saat bersekolah.

Wanita yang kini telah menjabat sebagai Kepala Sekolah di SDN 002 Desa Saliki menceritakan, orang tuanya dahulu harus menampung air sumur  mereka dan dijernihkan dengan “obat air”. Jika endapan telah turun ke dasar bak penampungan, barulah air tersebut dapat digunakan.  Itupun jika digunakan pada kain berwarna putih, lama-kelamaan baju akan menjadi kuning kecokelatan. Kandungan minyak dan zat besi yang tinggi terlihat manakala permukaan air terlihat seperti  ada “lapisan pelangi”

“Jadi bak yang diberi obat air tidak  dapat langsung dipakai. Masih perlu waktu 1-2 hari untuk diendapkan. Jadi orang tua kita dulu harus memiliki bak penampungan yang banyak,” kenangnya.

Obat air yang dimaksud Maria adalah zat kimia bernama Aluminium sulfat yang memang dapat mengikat partikel-partikel kotor dalam air karena bersifat koagulan. Masyarakat umum mengenalnya dengan nama tawas atau istilah mereka “obat air”.

Kini, Maria dan keluarga merasakan manfaat keberadaan Pamsimas ini. Diakuinya saat ini pun ia memiliki dua bak penampungan besar yang setiap hari diisi dengan layanan air Pamsimas ini.  Kini Maria hanya perlu menyiapkan uang sebesar Rp 22 ribu hingga Rp 25 ribu untuk pemakaiannya selama sebulan.

“Setelah adanya fasilitas Pamsimas ini, anak-anak sekarang tidak lagi memiliki baju seragam berwarna kuning kecokelatan seperti kami dulu sekolah. Bahkan seragam anak-anak kini lebih putih dan cemerlang,” ujar Maria kembali tertawa.

Ketua BUMDes Mekar Sejati, Mansyur Amhas, menunjukkan bagaimana sistem injeksi penjernih air dengan beberapa kimia, diantaranya zat kaporit, penghilang kadar zat besi dan pembunuh kuman yang berbahaya bagi tubuh.

Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara telah memberikan banyak bantuan untuk pembangunan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Hingga tahun 2022, tercatat ada 46 Pamsimas yang tersebar di puluhan desa, termasuk di Desa Saliki, Kecamatan Muara Badak, yang  diresmikan oleh Bupati Kukar Edi Damansyah pada tahun 2018.

Kabupaten yang memiliki luas wilayah 27.267,10 Kilometer persegi (Km2) ini, memiliki 18 kecamatan. Kecamatan yang berada di pedalaman yaitu Kecamatan Loa Janan, Loa Kulu, Muara Muntai, Muara Wis, Kota Bangun, Tenggarong, Tenggarong Seberang, Sebulu, Muara Kaman, Kenohan, Kembang Janggut dan Tabang.  Sementara itu, beberapa kecamatan yang berada di pesisir yaitu Samboja, Sanga Sanga, Muara Jawa, Anggana,  Muara Badak, dan Marangkayu.

Kabupaten yang berada di pedalaman umumnya memiliki sumber daya alam batu bara dan bahan galian lainnya sedangkan kecamatan yang berada di pesisir umumnya banyak ditemukan kandungan minyak dan gas.

Menurut data Sensus Penduduk tahun 2020 Badan Pusat Statistik  Provinsi Kaltim, jumlah penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) sebanyak 734.485 jiwa yang tersebar di 18 kecamatan, 44 kelurahan dan 193 desa.

Cerita pendirian Pamsimas di desa Saliki, dituturkan oleh Kepala Desa Saliki Kecamatan Muara Badak, Saliansyah. Menurutnya, pada tahun 2016 dimulailah pengusulan pembangunan instalasi air bersih ini.  Dengan bantuan dari perusahaan saat itu VICO Indonesia sebesar Rp 208 juta untuk pembangunan pagar, bak penampungan, tower air, pompa, serta beberapa penyaring (filter) air.

Masyarakat penerima manfaat Pamsimas dikenakan retribusi air sesuai kubikasi pemakaian, yakni 1 – 10 meter kubik  sebesar Rp 2.500,- per meter kubik dan minimal pemakaian adalah 10 meter kubik atau Rp 25.000 perbulan. Kemudian jika pemakaian lebih dari 10 meter kubik maka kubik ke 11 dan seterusnya dikenakan retribusi sebesar Rp 3.500,- per meter kubik.

“Pamsimas Badak Mekar kini telah bisa mendiri bahkan bisa berkontribusi ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) Desa Saliki. Pada tahun 2021 keuntungan Pamsimas Badak Mekar mencapai Rp 120 juta dan disetorkan sebagai PAD Desa Saliki sebesar Rp 24 juta,” jelasnya.

Menurunya, target Pamsimas ke depan adalah meningkatkan kapasitas air bersih dengan menambah sumur volume air bor dan menambah bak penampungan. Sehingga diharapkan dapat menambah kapasitas sambungan air dan jam distribusi air yang saat ini hanya 5 jam per hari, menjadi minimal 12 jam.

Selanjutnya, ujar Saliansyah, akan dilakukan replikasi program Pamsimas ini ke wilayah lain yang belum mendapatkan air bersih yakni di wilayah RT 5 dan 6 di lapangan Nilam dalam desa yang sama.

Sementara itu, Ketua BUMDdes Mekar Sejati,  Mansyur Amhas menjelaskan sejak pertama kali beroperasi, kapasitas Pamsimas ini telah mampu melayani hingga 400 rumah atau sekitar lebih dari 2 ribu jiwa.

Namun seiring dengan berjalannya waktu,  Pamsimas ini juga sudah harus melalui berbagai tahapan perawatan dan peningkatan peralatan agar mampu memberikan pelayanan yang lebih luas ke masyarakat.

Tingginya pemakaian masyarakat, sehingga pengelola memberlakukan dua jam operasi yaitu pada pukul 07.00-10.00 dan pukul 16.00-18.00. “Air yang kita proses setelah pukul 10.00 akan kita gunakan untuk operasional pada sore harinya, begitu seterusnya. Air proses malam untuk digunakan pada siang harinya,” jelas Mansyur.

Dengan kedalaman sumur bor 120 meter, diakui Mansyur jika air yang dihasilkan tidak dapat langsung diminum karena fasilitas Pamsimas ini hanya fasilitas air bersih, bukan untuk konsumsi langsung.  Apalagi kondisi air tanah di desa ini, masih bercampur dengan zat besi yang tinggi, mengandung sedikit minyak dan rasa yang sedikit berbau dan payau.

Diakuinya, untuk menjadikan air yang wilayahnya dekat dengan pesisir pantai ini layak dipakai, haruslah diperlakukan sedikit ekstra. Menara air setinggi 10 meter menjadi penanda jika air di sekitar Pamsimas masih berbau khas rawa-rawa.

Dengan menara yang memiliki empat kali penyaringan ini , air yang masih berbau “dipecah” oleh oksigen dengan sistem aerasi. Kemudian air dialirkan ke bak-bak penampungan dengan pencampuran beberapa bahan  kimia seperti kaporit (Calcium hypochlorite) untuk membunuh kuman, larutan  penjernih dan bahan kimia lainnya untuk menghilangkan kadar zat besi air.

Menurut Mansyur, kualitas air Pamsimas mereka setiap tahunnya dilakukan uji kelayakan agar air yang dihasilkan dapat digunakan sebagai air bersih dan dapat digunakan sebagai air minum bagi warga, melalui proses perebusan.

‘Dari Pamsimas ini kami juga memiliki usaha depot air minum isi ulang melalui proses ionisasi dan inframerah sehingga dari pemeriksaan laboratorium depot kami dinyatakan layak sebagai air minum isi ulang yang dapat langsung tanpa dimasak,” ujar Mansyur bangga.

Pamsimas yang diresmikan oleh Bupati Kukar Edi Damansyah tahun 2018 ini telah menghabiskan dana sebesar Rp 356.635.667 juta, diantaranya  berasal dari dana APBN Rp 245 juta dan dana APBDes sebesar Rp 38 juta.

Head of Comrel and CID PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), Elis Fauziah.

Menanggapi keberadaan Pamsimas di area kerjanya,  Head of Comrel and CID PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), Elis Fauziah mengatakan ada beberapa program binaan PHSS di wilayah Kecamatan Muara Badak, diantaranya  usaha pemintalan tali bekas, usaha peternakan ulat maggot dan Pamsimas di Desa Saliki ini.

“Program Water Supply System (WSS) di Desa Saliki ini merupakan program kolaborasi dari program perusahaan, pemerintah kabupaten dan masyarakat melalui BUMDes Mekar Sejati Desa Saliki sebagai pengelola air bersih,” ujarnya.

Dijelaskan Elis, pada 2016 PHSS membantu pembangunan bak penampungan, pagar beton keliling, dan peningkatan water system treatment yang lebih baik lagi.

Diakuinya, bantuan yang  telah diberikan oleh Pertamina masih belum besar dengan apa yang telah  diberikan oleh pemerintah daerah dan masyarakat. “Terpenting adalah apa yang telah kami diberikan membawa manfaat yang besar bagi masyarakat,” ujarnya merendah.

Ditambahkan Elis, untuk tahap selanjutnya adalah replikasi program WSS di lapangan Nilam yakni untuk wilayah RT 5 dan 6 yang masih masuk dalam wilayah administratif Desa Saliki.  Strategi pendampingan nantinya, ujar Elis akan  menggunakan metode pendekatan partisipatif yakni perencanaan program menggunakan metode button up planning.

“Dimulai dengan melakukan survey social mapping, musyawarah rencana kerja, perencanaan strategis (renstra) dengan mengangkat potensi lokal sesuai karakter masing-masing tempat,” jelasnya.

Ada empat  bidang program corporate social responsibility (CSR) yang akan dan telah direalisasikan oleh PHSS yaitu pengelolaan bank sampah untuk program lingkungan, penyediaan air bersih, pendirian rumah literasi di Kecamatan Samboja yang merupakan program Pendidikan  dan Penyediaan Klinik Kesehatan Berjalan (mobile) serta bantuan modal usaha UMKM untuk bidang ekonomi.

Bahkan penyediaan air bersih bagi desa ini, PHSS berhasil meraih dua penghargaan Kategori Gold untuk aspek Pelibatan dan Pengembangan Masyarakat pada “Indonesia CSR Awards 2020” yang diadakan pada 6 November 2020.

Kedua penghargaan tersebut diberikan kepada PT Pertamina Hulu Sanga Sanga  untuk Program Water Supply System (WSS) di Desa Saliki, Kecamatan Muara Badak dan Program Rumah Literasi Kreatif (Rulika) Bunga Kertas di Desa Beringin Agung, Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara.

Indonesia CSR Awards 2020 merupakan ajang penghargaan tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Corporate Forum for Community Development (CFCD) bekerja sama dengan Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan didukung penuh oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

“Sebagai salah satu anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia, PHSS berkomitmen untuk memastikan perusahaan dapat terus menghasilkan migas bagi Indonesia secara selamat dan berkelanjutan, serta menjalankan program-program CSR yang menghasilkan manfaat yang signifikan terhadap masyarakat,” ucap Ellis.(Penulis : Yuliawan Andrianto).

Supriyanto Edukasi Warga Melek Hukum

March 9, 2022 by  
Filed under Profil

DR. Supriyanto, SH. MH

Siapa yang tidak kenal DR. Supriyanto,SH MH, Kajari Kota Batu. Lapisan masyarakat dari 3 kecamatan yang ada di kota dingin Batu, langsung secara kompak menyebut.. kenal.

Supriyanto resmi dilantik menjadi Asisten bidang Pengawasan (Aswas) Kejati Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu, (9/3/2022).

Selama menjabat Kajari Batu 2 Tahun lebih,  Supriyanto banyak dikenal masyarakat, orangnya supel dan suka bergaul serta banyak ide cemerlang. Bahkan saat berbincang dengan vivaborneo terlontar ungkapan yang jarang terdengar di kalangan adyaksa. Tugas utama kejaksaan pada sisi aspek hukum.

Oleh karena itu selama dia menjabat dan dipercaya sebagai jaksa maka harus bisa merealisasikan penegakan hukum yang memberi solusi.

“Seandainya  ada masalah hukum di masyarakat maka  kita harus cari tahu awal atau inti permasalahannya, baru kita tindak sampai akarnya. Kemudian kita kasih solusi supaya tidak sampai terulang kembali. Itu konsep kinerja saya,” paparnya. Supriyanto.

Dia mengibaratkan saat membersihkan halaman rumah kotor tidak bisa hanya dengan menyapu dan membersihkan kotorannya saja tanpa mencari tahu penyebabnya. Ini hal paling penting. Setelah itu baru membenahi upaya pencegahan agar halaman rumah kita tetap bersih dan asri.

Konsep inilah sehingga.Supriyanto yang sarat gagasan dan ide mudah masuk disemua lorong dan lini heterogenitas masyarakat kota Batu dan diterima.

Supriyanto. resmi dilantik sebagai Kajari Batu dan menyerahkan jabatan sebagai Kajari Kab. Gorontalo pada bulan Agustus Tahun 2020, dan mulai beraktifitas di Kajari Batu pada  tanggal 31 Agustus 2020.

Bertugas di Kota Batu yang merupakan Kota Wisata yang memiliki keanekaragaman potensi wisata dan budaya sehingga memunculkan gagasan berbagai Program, yang intinya penyuluhan hukum bisa masuk diseluruh lapisan masyarakat dari berbagai kalangan dan kelompok yang ada di Kota Batu, dengan pendekatan tebar senyum melek hukum..

Program Supriyanto meluncur di tengah masyarakat seperti Jaga Desa (Jaksa Menjaga Desa Sejahtera), Jaksa Sahabat Jurnalis, Jaksa Sahabat Guru, Jaksa Sahabat Pemuda, Jaksa Sahabat Petani, Jaksa Sahabat PHRI, Jaksa Peduli Pariwisata, Jaksa Peduli Lingkungan, Jaksa Peduli Bencana, Jaksa Sayang Anak, Jaksa Masuk Sekolah/Kampus, Jaksa Menyapa (di RRI/Televisi).

Guna memberikan pencerahan hukum di kalangan pesantren dibuat program Jaksa Masuk Pesantren. Demikian pula dengan komunitas Penghayat dibuat program jaksa sedulur penghayat, jaksa peduli budaya/seniman mocopat serta Ngopi Saja (Ngobrol Inspiratif Sama Jaksa), Podcast Pro-Satu (Program Suara Adhyaksa Kejari Batu).

Melalui program “Jaksa Peduli Wisata” Kejari Baru bersama Disparta Kota Batu merangkul semua elemen kepariwisataan Kota Batu mulai PHRI, Fordewi, Pokdarwis dan Pelaku Usaha Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, program tersebut merupakan layanan Hukum Kejari Batu untuk pengembangan Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Desa Wisata.

Tidak hanya sektor Pariwisata dan Ekonomi kreatif namun Supriyanto juga memunculkan gagasan pelestarian seni budaya salah satunya bersama Disparta Kota Batu menyelenggarakan Mocopat Idol untuk meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai kebudayaan di Kota Batu.

Supriyanto yang berasal dari Sragen kota di Jawa Tengah yang masih kental akan adat dan budaya Jawa. Beliaupun sempat menekuni dunia pedalangan dan dapat kembali menyalurkan hobinya yang telah lama tak ditekuni saat bertugas di Kota Batu.

Ibarat ikan bertemu kolam, langsung membaur berenang dengan sukaria. Terlebih, Dr. Supriyanto, juga memiliki misi untuk menyampaikan Sosialisasi Hukum kepada Masyarakat melalui media Wayang, seperti dilakukan saat sesi perpisahan dengan Warga Batu, Forkompinda, seniman dan pelaku wisata dan lainnya. Supriyanto mendalang di Singhasari Resort dengan lakon Wahyu Makothoromo, dengan pituturnya ingin menyampaikan pesan – pesan bahwa menjadi seorang pemimpin harus memberi contoh danberperilaku yang baik .

Langkah tersebut akan jauh lebih efektif, dimana Masyarakat akan lebih teredukasi tentang hukum dengan cara baru yang belum pernah ada sebelumnya.

Rasa ingin selalu dekat dengan masyarakat selalu muncul dalam benak Dr. Supriyanto,  Melalui program yang terorganisir, dengan nama kegiatan “Penyuluhan Hukum Giat Jaga Desa (Jaksa Menjaga Desa Sejahtera) yang dilaksanakan secara bergantian di setiap Desa dan Kelurahan di Kota Batu.

Kegiatan ini memberikan edukasi dan sharing tentang pertanyaan-pertanyaan terkait hukum yang dihadapi oleh masyarakat Kota Batu. Keseluruhan progam-program tersebut dalam wadah PRAJA-SATU yaitu Program Jaksa Sahabat Kota Batu Kejaksaan Negeri Batu juga membentuk tim pemberantasan mafia tanah.

Upaya ini di lakukan agar masyarakat Kota Batu lebih terbantu karena adanya Praktik mafia tanah yang sangat meresahkan dan dapat berpotensi menghambat investasi di Kota Batu, yang dapat berimplikasi terhadap perkembangan perekonomian masyarakat Kota Batu.

Inisasi meningkatkan peran karyawan Kejari Batu dalam meningkatkan keterbukaan infomasi publik serta penyebarluasan tugas fungsi Kejaksaan Negeri Batu,  dibentuk tim Publikasi Kejari Batu, yang bertugas mendokumentasikan dan mengungah seluruh kegiatan Kejaksaan Negeri Batu setiap hari nya pada media sosial bagi Facebook, Instagram, Twitter, Youtube maupun Website.

Kegiatan tersebut juga sebagai salah satu sarana bagi masyarakat yang ingin menyampaiakn kritik dan saran pada Kejaksaan Negeri Batu. Kejaksaan Negeri  Batu yang senantiasa memberikan pelayanan prima dan menerapkan budaya anti korupsi kepada masyarakat.

Kejaksaan Negeri Batu, kini bukan lagi lembaga yang menakutkan melainkan sahabat yang mencerahkan.

Berkat prestasi dan kinerjanya, wajar kemudian Kejari Batu meraih Predikat Zona Integritas Wilayah Bebas Dari Korupsi (WBK) Kota Batu Tahun 2021 dari Kementerian PAN RB Republik Indonesia.

Kejari Baru  terus berupaya meningkatkan manajemen perubahan, penguatan Ketatalaksanaan, Penataan Manajemen SDM, Penguatan Akuntabilitas dan Penguatan Pengawasan, serta Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.

Sebagai rasa syukur atas apa yang telah diraih, Kejaksaan Negeri Kota Batu ingin lebih dekat lagi kepada seluruh Warga Masyarakat Kota Batu dengan mengadakan Jum’at Berkah dengan berbagi rezeki himpunan dari para Karyawan Kejari Batu diberikan kepada sesama yang melewati depan kantor Kejari di jalan Sultan Agung No.7, Sisir, Kec. Batu, Kota Batu, Jawa Timur .

Semoga di jabatan baru Asisten pengawas ( Aswas ) di Kejati DIY, mampu mengawasi penegakan hukum sesuai amanah tugas utama kejaksaan , penegakan hukum dengan memberi solusi. (Buang Supeno)

Sosok Rendah Hati kini Pimpin STAI Balikpapan

October 5, 2021 by  
Filed under Profil

Dari kiri ustadz Rusdianor, Lc, M.Si, Drs. Maharuddin, M.PD.I, dan Drs.H. Abdul Karim, M.Ag.

PRIA dengan perawakan sedang itu yang lahir di Aik Lalis, Praya Lombok Tengah 57 tahun lalu sehari-hari hidupnya diabdikan untuk ummat, mulai bangun pagi hingga kembali pejamkan mata di malam hari tak henti-hentinya mengamalkan ilmunya untuk mencerdaskan anak bangsa.

Di kediamannya yang tinggal dilingkungan Pesantren membuatnya terbiasa bangun sebelum waktu subuh tiba, membangunkan para santri untuk sholat lail dan persiapan sholat subuh berjamaah, dan tak ketinggalan pula membangunkan anggota keluarganya menjadi rutinitas sehari-hari. Beliau adalah ustadz Maharuddin, dengan latar belakang pendidikan S2 yang diambilnya di IAIN Antasari Banjarmasin pada tahun 2009.

Menjawab pertanyaan Munanto – Pembina Yayasan Ibnu Khaldun Balikpapan, saat wawancara seleksi jabatan Ketua STAI Balikpapan, Ia menjelaskan, “Setiap pagi sudah rutinitas, bangun pagi sekitar jam 3, membangunkan anak-anak santri di pondok, sebelum subuh, agar berkesempatan sholat lail, setelah itu seperti biasa rutinitas pagi, habis subuh mengaji, dan mengantarkan anak berangkat sekolah,” ucapnya didepan sidang Senat STIA Balikpapan, yang digelar Senin, 4 Oktober 2021 di gedung STAI Balikpapan Jalan Semoi Kampung Baru Balikpapan.

Dalam pengalaman menjalankan tugas sehari-hari diungkapkan, “Suatu pagi saya berangkat ke STIA Balikpapan Ibnu Khaldun di Kampung Baru, namun dalam perjalanan saya kecelakaan terseret hingga puluhan meter, sampai batu dipinggir jalan itu pecah, saya tak sadarkan diri, dan dievakuasi oleh saudara-saudara kita yang bertato dipinggir jalan dibawa ke rumah sakit, namun Alhamdulillah sesampai dirumah sakit saya sadar dan sehat, dan diperbolehkan pulang,” ungkap Mahar yang tampak melayang pikirannya mengenang masa-masa itu.

Maharuddin yang separo dari hidupnya diabdikan diri di lingkungan Lembaga Pendidikan Yayasan Perguruan Ibnu Khaldun Balikpapan ini pernah mengabdikan diri sebagai Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Ibnu Khaldun, sangat mengetahui bagaimana jatuh bangunnya perjalanan lembaga pendidikan di bawah yayasan Perguruan Ibnu Khaldun Balikpapan yang saat ini mengelola MTs Ibnu Khaldun, SMP Ibnu Khaldun, SMK Ibnu Khaldun dan Sekolah Tinggi Agama Islam (STIA) Balikpapan.

Sosok pria yang menamatkan Sekolah Dasar di SDN 02 Bunut Baok lulus pada tahun 1977, dan melanjutkan pendidikan di Sekolah MTs Manhalul Ulum Praya lulus pada tahun 1980, dilanjutkan ke Madrasah Aliyah lulus tahun 1985, S1 di Fakultas Tarbiyah lulus tahun 1990, dan dilanjutkan S2 di Pascasarjana IAIN Banjarmasin selesai pada tahun 2009, saat ini juga masih diamanahi sebagai salah satu pengurus di MUI Balikpapan dan Wakil Ketua PC NU Balikpapan.

Di dalam lingkungan Lembaga Pendidikan Yayasan Perguruan Ibnu Khaldun, sosol pak Mahar, panggilan akrab Maharuddin, adalah sosok yang sangat lemah lembut, tidak tempramen dan segala persoalan dihadapi dengan senyum, sebelum terpilih sebagai Ketua STAI Balikpapan, memegang amanah sebagai Kepala PLPM STAI Balikpapan, dan Dosen.

Sosok yang sangat ramah ini dikenang oleh salah satu kepala sekolah di lingkungan Yayasan Perguruan Ibnu Khaldun, “Pada suatu hari, ada seseorang entah kenapa tiba-tiba marah-marah kepada beliau tampak emosi, namun dengan tenang beliau menghadapinya cukup dengan senyuman. Dan begitu dijelaskan duduk masalahnya, seseorang yang marah-marah itu luluh hatinya dan minta maaf,” kenang Rahmadhani Kepala Sekolah MTs Ibnu Khaldun.

Menurut Rahmadhani, sangat cocok jika pak Mahar pimpin STAI Balikpapan, “Semoga ditangan beliau STIA Balikpapan jauh lebih maju,” harapnya.

Maharuddin maju sebagai kandidat Ketua STAI Balikpapan bersama kawan sejawatnya Abdul Karim dan Rusdianor.(vb1)

Reporter TVRI Terbaik Berpulang, PWI Berduka

September 4, 2021 by  
Filed under Profil

Wartawan senior TVRi Aceh Saiful Bahri, tutup usia diumur 59 tahun.

Vivaborneo.com, Banda Aceh – Seorang wartawan senior yang periang dan mudah bergaul itu kini telah tiada. Itulah sosok Saiful Bahri, reporter kawakan TVRI Aceh ini meninggal dunia dalam usia 59 tahun, akibat kelenjar getah bening yang dideritanya.

Kabar duka kepergian almarhum tersiar luas lewat pesan singkat Whatsh App pada Kamis (2/9/2021) sore. Almarhum meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, sekitar pukul 17.00 WIB.

Almarhum adalah seorang anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh dan telah lama malang melintang sebagai reporter TVRI Aceh. Di PWI Aceh almarhum merupakan pengurus yang mengetuai seksi Media Televisi.
Sosok kelahiran 17 Agustus 1962 ini memiliki nama lengkap Drs Saiful Bahri bin Zakaria. Almarhum meninggalkan seorang istri Safrina dan seorang anak semata wayang, Muhammad Aulia.

Saiful yang konsisten sebagai reporter sejak diangkat menjadi karyawan TVRI Aceh sejak 1 Maret 1991. Dalam karirnya, ia sempat menjabat posisi strategis yakni Kabid Program di TVRI Aceh pada 2007. Pada 2010 ia dipercaya dalam posisi yang sama di TVRI Jawa Timur.

Almarhum yang tak gentar terjun ke lapangan langsung saat konflik bersenjata di Aceh terjadi, sempat menobatkannya sebagai reporter terbaik TVRI kala itu. ia mendapat penghargaan dari Penguasa Darurat Militer Daerah (PDMD) kala itu, Mayjen Endang Suwarya dan Kapolda Aceh Irjen Yusuf Manggabarani.

Teuku Ferry yang selama ini kerab mendampinginya sebagai kameramen saat bertugas mengatakan, pada Kamis 2 September itu, almarhum bersama istri hendak berobat ke RS Darmais, Jakarta. Untuk menjalani operasi kelenjar getah bening yang di deritanya.

Hanya saja, saat masih di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang, Aceh Besar, almarhum tak sadarkan diri. Pihak keluarga langsung melarikan almarhum ke RSUZA untuk mendapat pertolongan medis.
“Namun, sesampai di RS pihak medis menyatakan almarhum sudah meninggal,” kisah Ferry.

Menurut Ferry, kasus pingsan atau tak sadarkan diri ini, bukanlah kali pertama yang dialami almarhum. Sejak kelenjar getah bening terdeteksi menggerogoti tubuhnya, sudah beberapa kali mengalami hal yang sama. Namun, almarhum bisa segera siuman saat dirawat medis di RS Meuraxa Banda Aceh.

“Biasanya, kalau almarhum pingsan, kami sering bawa ke RS Meuraxa,” jelas Ferry.

Kelenjar getah bening ini, mulai terdeteksi saat almarhum mencopot dua gigi grahamnya. Kelenjar getah bening ini sempat di operasi di RSUZA Banda Aceh dan Darmais Jakarta. Kepergian almarhum kala itu ke Jakarta, guna menjalani operasi kedua kalinya di RS di ibukota republik ini.

Ketua PWI Aceh, Tarmilin Usman mengaku merasa kehilangan atas meninggalnya Saiful Bahri. Sebagai Ketua seksi media televisi dan memiliki anggota Fajariana dan Jufrizal.

“Semoga almahum husnul khatimah. Kita PWI Aceh merasa kehilangan dengan berpulang kerahmatullah sahabat kita,” ujar Tarmilin.[*]

Nurani, Relawan Penyemprot Disinfektan

June 28, 2021 by  
Filed under Profil

Nurani Busrani

Menjadi relawan penanggulangan virus Corona COVID-19 tidaklah mudah. Terlebih risiko tertular penyakit ini pun bisa terjadi kapan dan di mana saja saat bertugas.

Hal ini juga dirasakan Nurani Busrani, pria kelahiran Banjarmasin 3 Februari 1975. Lelaki yang berbadan tegap ini memilih untuk mengabdikan dirinya menjadi relawan penanggulangan virus Corona sebagai penyemprot disinfektam..

Di pagi yang cerah, Nurani sapaan akrabnya mulai mengumpulkan rekan-rekannya dan menyiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk menyemprot.

Dia berangkat menggunakan roda dua untuk sampai ke lokasi tujuan, sesampainya di lokasi. Ia lalu mempersiapkan pakaian menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap. Dengan baju merah panjang yang dibalut baju kaus satuan, ia bersiap untuk menuntaskan misinya.

Disinfektan yang telah disiapkan kemudian dicampur dengan air. Langkah selanjutnya memasukkan ke tangki penyemprotan. Dengan memanggul di punggung, pekerjaan penyemprotan mulai dilakukan.

Dengan tangan kanannya dia mulia mengayunkan tongkat penyemprot dan tangan kirinya memompa isi tangki yang dibawanya.

“Sehari kami menyemprotkan maksimal lima kali,” katanya saat ditemui media ini. Minggu (27/06/2021).

Meski tak bergabung dengan organisasi resmi seperti Gugus Tugas COVID-19. Ia sudah melakukan pekerjaan ini sejak Maret 2019 lalu. Satuan relawan kemanusiaan yang didirikan pada 1 Maret 2019 diberikan nama Dadi Mulya Indonesia (DMY Indonesia) berlokasi di Kelurahan Dadi Mulya, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda.

Sehari-hari saat bertugas menjadi relawan DMY Indonesia. Nurani dan teman-temannya selalu menggunakan APD lengkap mengurangi risiko terinfeksi virus Corona.

“Keringat bercucuran sepanjang pakai APD. Bernapas juga terganggu karena pakai masker dan face shields. Jadi saya tahu gimana (capainya) para dokter dan perawat itu saat bertugas,” katanya.

Semangat yang dimiliki Nurani dan rekan-rekannya itu menjadi modal dalam menjalankan misi kemanusiaan. Dia tak berpikir gaji apalagi berpikir mendapatkan untung hanya berharap agar mendapatkan ridho sang pencipta.

Tindakan penuh resiko itu diambil untuk mengabadikan diri pada negeri terkhusus bumi Etam Kalimantan Timur. (Man)

Next Page »