ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Dispar Perkenalkan Oltrad di Kancah Internasional

September 25, 2019 by  
Filed under Wisata

Share this news

TENGGARONG – Berbagai macam Olahraga Tradisional (Oltrad) yang dimiliki masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) sampai saat ini terus dilestarikan. Salah satunya melalui Rumah Budaya Kutai (RBK), turut serta memeriahkan Tenggarong International Folk Arts Festival (TIFAF) VII 2019.

Bekiak salah satu lomba olahraga tradisional meriahkan TIFAF 2019. (Foto: Irwan)

“Saya menyambut baik atas pelestarian olahraga tradisional melalui RBK yang telah merawat tradisi budaya masyarakat dengan baik, salah satunya melalui permainan olahraga tradisional. Tentunya diharapkan dapat dikenal luas hingga mancanegara,” kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar Sri Wahyuni saat membuka lomba Oltrad dalam rangka memeriahkan TIFAF VII 2019, di Lapangan Parkir Pulau Kumala, Tenggarong, Selasa (24/9/2019).

Menurut Sri, selain lomba tradisional juga ada pengenalan eksebisi lomba antar peserta dengan harapan masyarakat juga semakin mencintai dan memiliki peralatan yang digunakan dalam berbagai macam permainan olahraga tradisional.

“Saya ingin kedepannya, alat-alat permainan oltrad tradisional itu menjadi bagian dari permainan masyarakat hingga ditengah-tengah keluarga secara mandiri. Tentu lomba ini juga merupakan bagian dari pengenalan yang baik bagi seluruh komunitas pecinta olahraga dan masyaakat luas turut mempelajari, mempraktekkan, mengenal dan memiliki alat permainan tradisionalnya,” ujarnya.

Adapun slogan dari kegiatan lomba oltrad sendiri yakni ‘Betulungan’ (bahasa Kutai) yang artinya saling membantu, juga diperkenalkan kepada para partisipan TIFAF.

“Ya, slogan betulungan ini juga kita perkenalkan kepada dunia luar khususnya bagi partisipan kesenian rakyat mancanegara yang hadir dalam pagelaran TIFAF khususnya pada momen lomba permainan tradisional,” katanya.

“Indonesia ada kata-kata Gotong Royong, sedangkan di Kukar ada kata betulungan atau saling tolong menolong, saling membantu. Kata-kata inilah yang diperkenalkan ke dalam enam bahasa masing-masing partisipan TIFAF yakni Belanda, Thailand, Rusia, Srilangka, Romania dan Mesir,” ujar Sri.

Ditambahkan Sri, melalui pengenalan slogan tersebut juga akan membuat para partisipan bertanya lebih jauh, apa itu betulungan. Tentunya hal tersebut merupakan slogan yang baik dan patut digaungkan hingga mancanegara.

“Betulungan ini juga menjadi entry point atau pintu masuk para wisatawan asing mengenal lebih jauh tentang slogan betulungan. Lalu yang menjadi pekerjaan rumah (PR) kita adalah bagaimana mewujudkan betulungan itu tidak hanya slogan, tapi juga sebuah aktivitas nyata. Contohnya, pada lomba permainan tradisional tidak menggunakan dana APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah), tetapi benar-benar saling bantu atau gotong royong dari semua pihak demi suksesya kegiatan lomba ini,” jelas Sri. (Medsi02**)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.