ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Kutim Masih Kekurangan Tenaga Medis

September 10, 2019 by  
Filed under Kesehatan

Share this news

SANGATTA – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim dr Bahrani mengatakan Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TK2D) yakni, perawat dan bidan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kutim, banyak yang telah mengundurkan diri. Alasan beragam, ada yang berhenti karena ikut suami, tidak tahan, adapula yang bekerja ditempat lain.

Kepala Dinas Kesehatan Kutim dr Bahrani saat diwawacara awak media, usai coffee morning, di Sekretariat Pemkab Kutim (Foto: Wak Hedir)

“Solusinya, tenaga perawat yang ada ditambah pekerjaannya. Yang tadinya biasanya hanya pegang dua pasien, sekarang bertambah bisa sampai empat pasien,” terang dr Bahrani, saat ditemui usai Coffee Morning di Sekretariat Pemkab Kutim, Senin (9/9/2019).

Bahrani menambakan, Puskesmas sudah menyampaikan usulan nama-nama baru (perawat pengganti). Sementara Pemkab Kutim, tidak mengangkat TK2D baru. Karena keterbatasan anggaran.

“Puskesmas yang kekurangan tenaga medis (perawat maupun bidan) yakni Puskesmas Batu Ampar, Long Mesangat, Busang dan Kaliorang. Pihak telah memberikan usulan. Jika keadaan ini tidak cepat diatasi, maka pelayanan di Puskesmas tidak akan maksimal. Sebab kekurangan tenaga,” tutur Bahrani.

Menanggapi hal ini, Sekretaris Kabupaten H Irawansyah mengatakan, untuk TK2D memang tidak ada penambahan (kuota). Namun, untuk nama-nama yang sudah mengundurkan diri dapat digantikan dengan nama yang baru. Agar pelayanan di Puskesmas- Puskesmas bisa berjalan sebagaimana mestinya.

“Tidak ada penambahan TK2D, tetapi usulkan saja dengan nama yang sudah. Tahun 2020 akan diganti dengan nama-nama yang baru, sesuai dengan kebutuhan Puskesmas,” ucap Irawansyah, saat memimpin Cofee Morning, diruang Meranti, Pusat Perkantoran Pemkab Kutim. (*/hm15)


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.