ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKorean

Di Kutai Lembuswana, di Cirebon Paksi Naga Liman

December 24, 2016 by  
Filed under Berita, Serba-Serbi

Share this news

Jika masyarakat Kalimantan Timur, khususnya warga Kutai di Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara percaya akan perwujudan hewan supranatural bernama Lembuswana, maka masyarakat Kota Cirebon Jawa Barat memiliki hewan imagi bernama Paksi Naga Liman.

Lembuswana yang dipercaya masih bersemayam di dasar Sungai Mahakam adalah hewan tunggangan para dewa

Bedanya,  jika di Kutai dipercaya Lembuswana adalah hewan jelmaan dan tunggangan para dewa yang bersemayam di Sungai Mahakam, maka Paksi Naga Liman adalah hewan rekaan atau ciptaan buah pikir raja dan seniman masa lalu yang diwujudkan dalam bentuk kereta kencana.

Terdapat dua kereta kencana yaitu Singa Barong dan Paksi Naga Liman. Kereta Singa Barong tercipta dari empat jenis hewan yaitu singa pada ornament kaki, sayap burung garuda, gajah pada ornament belalai dan tanduk naga di bagian mahkota.

Sedangkan kereta Paksi Naga Liman, sesuai namanya, tercipta dari tiga hewan yaitu Paksi yang berarti burung  garuda, ular naga dan Liman atau gajah pada ornament bagian kepala dan belalainya.

Paksi Naga Liman dipercaya merupakan simbol kekuatan kerajaan Cirebon yaitu udara (paksi), laut (naga), darat (liman).

Kereta ini berukuran panjang 3 meter, lebar 1,5 meter, dan tinggi 2,6 meter dan ditarik oleh enam ekor kuda. Badan kereta terbagi dua bagian, yakni bagian atas dari kayu sebagai tempat duduk penumpang dan bagian bawah dari besi berupa rangkaian empat roda kereta.

Kereta kencana Paksi Naga Liman yang menjadi kendaraan raja Kesultanan Cirebon ketika berkeliling desa untuk mengunjungi rakyatya

Paksi Naga Liman dibuat pada tahun 1350 Saka atau 1428 Masehi. Syekh Syarief Hidayatullah, yang kemudian bergelar Sunan Gunung Jati, menggunakan Paksi Naga Liman mengunjungi desa-desa untuk bertemu langsung dengan para petani. Selain menyebarkan Islam, Sunan juga membantu para petani memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Kereta Paksi Naga Liman kabarnya ditarik oleh enam ekor kerbau. Penggunaan kerbau sebagai penarik kereta diperkirakan disesuaikan dengan jalan desa dengan kontur tanah berbatu.

Seorang warga Cirebon bernama Dadi  yang hijrah ke Kaltim, terkejut manakala mengetahui bahwa terdapat hewan mitologi bernama Lembuswana. “Ini sangat mirip sekali dengan Paksi Naga Liman yang ada di Cirebon,” ujarnya bertutur.

Dirinya yang baru enam bulan berada di Kaltim, percaya jika keberadaan Lembuaswana dan Paksi Naga Liman memiliki hubungan dan kesamaan. Setidaknya, penciptaan Paksi Naga Liman bisa jadi merupakan imagi yang terbangun dari karakter Lembuswana yang berumur lebih tua.

Dadi juga percaya, kesamaan antara Lembuswana dan Paksi Naga Liman ini yang membuatnya betah tinggal di tanah Kalimantan. “Serasa ada hubungan erat yang membawa bathin saya merasa tdak jauh dari tanah kelahiran saya,” ujarnya.

Diri yang bekerja pada sebuah lembaga keuangan ini pula yang pertama kali menyampaikan adanya kemiripan antara Lembuswana dan Paksi Naga Liman. Sehingga muncullah tulisan ini.

Bedanya, Paksi Naga Liman adalah kereta kencana Kesultanan Cirebon  yang dulunya merupakan kendaraan pada raja berkeliling desa. Sedangkan Lembuswana adalah hewan gaib yang masih dipercaya masyarakat Kutai bersemayam di derasnya arus Sungai Mahakam.

Terlepas dari kesamaan keduanya, terbukti sejarah, budaya dan seni masa lalu begitu tinggi dan diagungkan. Lembuswana dan Paksi Naga Liman menjadi simbol kekuatan, kearifan, dan kewibawaan serta kejayaan kerajaan-kerajaan  di masa lalu.(vb/yul)

 

 

 


Share this news

Respon Pembaca

Silahkan tulis komentar anda...





Redaksi menerima komentar terkait artikel diatas. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak tidak menampilkan komentar jika mengandung perkataan kasar, menyinggung, mengandung fitnah, tidak etis, atau berbau SARA.